Bakal Calon (Balon) Gubernur Jawa Barat periode 2018-2023, HT Prasetya membantah rumor yang menyebutkan dia ikut Pilgub hanya untuk memecahkan "suara" demi memenangkan paslon lain.
"Salah itu, saya ini berpatisipasi dalam pesta demokrasi (untuk ikut Pilgub, Red). Dan justru saya ingin menyatukan tiga juta suara kaum Syarikat Islam Indonesia yang berserak," katanya kepada pemudamuslim- news di sela sela acara pelantikan Pengurus Pusat Lajnah Tanfidziyah Syarikat Islam Indonesia (SI Indonesia, Red), Ahad (03/12/2017).
Menurut bakal kandidat Gubernur Jabar yang akrab disapa Kang Harry ini, Saya sudah mendapat izin dari kaum di grass root dan juga mendapat lampu hijau dari Pengurus Pusat Lajnah Tanfidziah.
"Saya ini maju memang siap dan serius untuk maju. Lucu itu, dikatakan saya maju untuk memecahkan suara. Bayangkan jika tiga juta suara kaum Syarikat Islam Indonesia ditambah sembilan juta partisan dari generasi muda dan organ sayap taktis yang memang telah dipersiapkan sejak tahun 2014 tidak disatukan? Rugikan kita. Jadi siapa yang bilang kita memecahkan suara, ya, Insya Alloh tidak lah," ujarnya.
Rumor HT Prasetya maju untuk pecahkan suara merebak setelah
bertemunya HT dengan Bapak Presiden RI H. Jokowi saat pertemuan dengan
Tokoh-tokoh Agama di Bandung. Pada kesempatan itu HT Prasetya meminta dukungan
dan mengutarakan keinginan grass root kaum Syarikat Islam Indonesia agar maju dalam
Pilgub Jabar 2018 kali ini.
Setelah mengantongi Rekomendasi dari Lajnah Tanfidziyah, HT
Prasetya meminta
semua pihak menjadikan pemilihan kepala daerah (pilkada) tahun 2018 sebagai
pesta demokrasi, bukan sarana pemecah belah kesatuan dan persatuan anak bangsa.
Mari bersama berkaca dari Pilkada di Jakarta yang lalu, kami menganalisa bahwa tidak ada satupun upaya-upaya dari elite Politik untuk meredam konflik dampak pilkada tersebut. Kami pun menilai Partai Politik (Parpol) belum ada yang mampu menerapkan bagaimana berpolitik yang santun, beradab dan damai.
HT Prasetya menegaskan bahwa Pilkada Jabar kali ini harus lah mencerminkan
nilai yang positif bahwa perjalanan demokrasi bangsa ini semakin maju, sehat,
dan berkualitas. Dan mengajak semua warga Jawa Barat
untuk memberi contoh dan tauladan bagi daerah lain agar tercipta Kualitas
demokrasi di zaman now dalam proses menuju
perdaban Mulia, Aamiin. Tutupnya.
Mari bersama berkaca dari Pilkada di Jakarta yang lalu, kami menganalisa bahwa tidak ada satupun upaya-upaya dari elite Politik untuk meredam konflik dampak pilkada tersebut. Kami pun menilai Partai Politik (Parpol) belum ada yang mampu menerapkan bagaimana berpolitik yang santun, beradab dan damai.