PEMUDA MUSLIMIN INDONESIA

memperkokoh keislaman dan keindonesiaan menuju peradaban mulia

Selasa, 06 Juni 2017

Pemuda Muslimin dan Ekonomi Syariah

JAKARTA, PemudaMuslimNews -  Beberapa hari yang lalu, Republika Online menerbitkan artikel yang menyoal perihal lemahnya ekonomi syariah di Indonesia jika dibandingkan dengan Malaysia. Pada saat yang sama, di artikel lain dibahas pula apa sebab negara tetangga lebih maju dalam pengembangan ekonomi syariahnya.

DI aNtara sebab lemahnya ekonomi syariah di Indonesia adalah kurangnya kebijakan dari pemerintah yang mendukung ekonomi syariah. selain itu tampaknya memang kebiasaan masyarakat kita dari atas sampai bawah selalu kurang koordinasi.

Dalam hal ekonomi syariah, bidang terkait kurang koordinasi dalam pengembangannya. Selain itu, dalam artikelnya yang lain menyebutkan bahwa Malaysia bisa lebih maju karena mereka sadar betul SWOT mereka.

Malaysia menyadari betul strength, weakness, opportunity dan threat-nya, sehingga mereka manage semaksimal mungkin.

Patut ditiru ketika Bank Nasional Malaysia bisa meyakinkan pemerintahnya padahal mereka bersubordinasi dengan pemerintah. Hal ini seharusnya mampu lebih baik dilakukan oleh Bank Indonesia yang berdiri sebagai bank sentral independen.

Selain itu, suplai dana utama Bank Syariah sebagai penggerak utama keuangan syariah di Malaysia, lebih dari 90 persennya berasal dari BUMN. Sedangkan di Indonesia. Mayoritas dana Bank Syariah didapat dari masyarakat.

Yang paling mencolok dari perbedaan yang menyebabkan kelemahan Indonesia dalam keuangan syariah adalah sangat kurangnya pemahaman masyarakat akan ekonomi syariah.

Yang mereka tahu hanya katanya bank syariah halal dari bank biasa. Tapi jika ditanya lebih jauh maka hanya gelengan kepala jawabannya.

Kembali ke judul saya di atas, ala peran pemuda yang bisa di lakukan saat ini, ketika market share bank syariah di Indonesia baru sekitar 6%. sedangkan Malaysia sudah mampu meraup 23% lebih.

Melihat pangsa pasar seperti ini maka masyarakat kita harus mulai disadarkan akan urgensi bersyariah dalam hal ekonomi.

Ekonomi syariah yang terus tumbuh dan berkembang di tanah air harus diiringi dengan peningkatan kapasitas sumberdaya manusianya dengan diadakan diklat-diklat ataupun sekolah-sekolah berbasis kreatifitas terampil dan entrepreneur.

Pasca Konferensi Besar IV bulan Mei 2017 lalu, perwakilan kader Pemuda Muslimin Indonesia dari seluruh Indonesia merekomendasikan bidang ekonomi menjadi sektor prioritas pengembangan organisasi ke depan.

"Inilah yang saya maksud sebagai peran pemuda muslim," ujar salah satu peserta Konbes. Memang Pemuda Muslim belum punya kuasa., tapi energi seorang Pemuda Muslimin adalah kekuatan luar biasa penggerak dunia.

Revolusi di manapun penggeraknya adalah pemuda, sebagai kader Pemuda Muslimin, banyak hal yang mestinya bisa dilakukan. Sosialisasi adalah satu satunya cara menyadarkan kader kita dan masyarakat kita pada umumnya.

Seringkali sosialisai tidak efektif karena lebih terkesan menggurui. Tapi akan beda jika yang melakukannya pemuda. Dengan metode diskusi warung kopi bisa jadi akan memberi dampak luar biasa.

Selain itu melalui media sosial di mana dialog bisa bebas berlangsung. TIdak hanya itu,nbisa juga mulai dari keluarga sendiri atau teman sesama Pemuda Muslim.

Ketika penggerak itu beraksi dan sesuai hukum alam akan ada reaksi. Bayangkan jika seorang pemuda bisa melakukannya, dia menyadarkan tiga orang. Tiga orang itu menyebarkannya, begitu seterusnya. Bisa ditebak keuangan syariah akan luar biasa berkembang.

250 juta jiwa di Indonesia adalah modal luar biasa yang sekarang sedang tertidur, menunggu tersulut pergerakannya oleh Pemuda Muslimin. Semoga pemuda Indonesia mampu menyadari dan menggerakkan negerinya.
Share:

SILATNAS 2021

SILATNAS 2021
Sukseskan Silatnas Pemuda Muslimin 2021

Official Account Media Sosial

Kabar Viral

Bersama Lawan Corona

PILIHAN REDAKSI

Muhtadin Sabili Ditetapkan Jadi Ketua Umum PB Pemuda Muslimin Lewat Aklamasi

Bogor, PemudaMuslimin-News.Com — Forum tertinggi organisasi Majelis Syuro (Kongres Nasional) Pemuda Muslimin Indonesia  menyepakati dan m...