Rahmat yang kini menjabat sebagai Ketua PAC Pemuda Muslim Kecamatan Polongbangkeng Utara dan ebih dikenal dengan nama Damar al-Manakku, berhasil menerbitkan Kumcer yang berjudul 'Matinya Penyair di Tangan Almanak'.
Virus kesustraan yang menjangkitinya diakui berawal dari kebiasaannya nimbrung bersama kader-kader Pemuda Muslim Takalar yang sering membedah buku secara rutin. Bahkan tahun 2013 menerbitkan Kumpulan Cerpen keroyokan dengan judul 'Rindu Sepasang Purnama'.
Virus itu kian akut setelah menjadi mahasiswa di dua perguruan tinggi yakni di Fakultas Sastra Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar dan Jurusan Seni Teather Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Sulsel.
"Benih kecintaan terhadap sastra yang ditabur oleh teman-teman Pemuda Muslim Takalar, kian subur setelah saya bertemu dengan teman-teman dengan hasrat yang sama di kampus." Kenangnya.
Masih menurut Damar, "Kumcer ini saya tulis sebenarnya sejak tahun 2014 lalu sampai awal 2017 ini, temanya beragam tergantung momen yang ketika saya menulis."
Sebagai mahasiswa Fakultas Sastra yang sering berinteraksi dengan penulis-penulis besar menjadi sumber motivasinya untuk menerbitkan Kumpulan cerpennya.
"Kumcer 'Matinya Penyair di Tangan Almanak' menghimpun 19 judul cerita dalam buku setebal 115 halaman ini diterbitkan oleh Kekata Publisher." Terang Damar yang juga sebagai Ketua Lembaga Seni dan Budaya Pimpinan Cabang Pemuda Muslimin Indonesia kabupaten Takalar.
