ESAI, PemudaMuslimNews - Suatu fenomena yang biasa kita saksikan di dalam masyarakat kita bahwa
mereka menghabiskan sebahagian besar dari masa mereka dengan membaca Al
Qu’ran ayat demi ayat, surah demi surah dan mengkhatamkan berkali-kali,
namun bacaan mereka itu tidak meninggalkan jejak yang positif terhadap
perilaku dan akhlak mereka.
Bahkan jika kita tanyakan kepada mereka apa
yang mereka dapat renungkan dari ayat-ayat yang dibaca, niscaya kita
tidak akan mendapatkan jawaban apa-apa dari mereka bahkan yang penting
bagi mereka hanya mengumpulkan pahala yang banyak sebagaimana yang
dikhabarkan oleh Rasulullah SAW : “Barangsiapa yang membaca satu huruf
dari Al Qur'an maka baginya satu kebaikan dan satu kebaikan dinilai
dengan 10 semisalnya (10 kebaikan), saya tidak mengatakan ‘alif’, ‘lam’,
‘mim’ satu huruf, akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim
satu huruf.” (HR.Tirmidzi ).
Tradisi di kalangan umat Islam yang
menghabiskan sebahagian besar waktunya di hadapan ‘mushaf’ untuk
bersungguh-sungguh dalam membaca Al-Qur'an dan mengkhatamkannya berulang
kali, tidak diragukan lagi adalah usaha yang mengandungi tujuan yang
positif. “Sesungguhnya Al-Qur'an ini memberi petunjuk kepada jalan yang
lebih lurus.” (QS Al-Isra’ : 9) “Ini adalah sebuah Kitab yang Kami
(Allah) turunkan kepadamu penuh dengan berkat supaya mereka
memperhatikan ayat-ayatNya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang
yang mempunyai fikiran.” (QS Shad : 29) "Maka apakah mereka tidak
memperhatikan Al Qur'an ataukah hati mereka terkunci?" (QS Muhammad :
24)
Ya Allah, jadikanlah kami orang-orang yang membaca dan mentadabbur
Al-Qur’an sehingga ianya menambah kefahaman, memberi kesan kepada hati
dan akhirnya mengubah kehidupan kami ke arah tujuan dan matlamat yang
telah Engkau gariskan. Jauhkanlah kami dari sikap membaca secara harfiah
semata-mata namun hati kami lalai dari memperhatikan dan merenung makna
di sebalik ayat-ayat tersebut.