PEMUDA MUSLIMIN INDONESIA

memperkokoh keislaman dan keindonesiaan menuju peradaban mulia

Selasa, 10 Juni 2014

Pemuda Muslim Bersiap Hadapi ASEAN Community 2015

JAKARTA, PemudaMuslimNews - ASEAN Community 2015  semakin dekat. Waktu bagi Pemuda Muslimin Indonesia yang merupakan Organisasi Sayap Syarikat Islam Indonesia   untuk segera mempersiapkan diri agar dapat bersaing dengan para pemuda dari berbagai negara di ASEAN semakin menipis.

Dalam waktu yang sangat singkat, Sekolah-sekolah, perguruan-perguruan tinggi harus mampu mempersiapkan lulusan mereka untuk bersaing di kancah internasional. Sebab, jika tidak, kita justru menjadi orang asing di negeri sendiri, seperti yang diungkapkan Ketum Pimpinan Besar (PB) Pemuda Muslimin Indonesia (M. Muhtadin Sabilli) di Jakarta setelah pulang dari kunjungan lawatannya ke beberapa negara ASEAN sekaligus Mendeklarasikan MYASEAN (Moslem Youth Association of Southeast Asian Nations) di University Kualalumpur, Johor, Malaysia .

“Kita selalu terlambat bahkan terbiasa merespons kerjasama internasional seperti ASEAN Socio and Cultural (ASC), ASEAN Economic Community(AEC) dan suka bekerja menjelang deadline, bahkan saat-saat injury time. Padahal, tidak mudah menghadapi ASC dan AEC 2015. Jika tidak siap, maka kita akan gagap dan panik menghadapi ASC dan AEC 2015 dan menjadi tamu di negeri sendiri,” ungkap Bang Bili.

Dari pada langsung menyerah dan pasrah dengan keadaan, ada cara yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan daya saing. Menurut Bang Bili, terdapat lima keterampilan yang harus dimiliki lulusan perguruan tinggi dalam menghadapi ASC dan AEC (ASEAN Community 2015)

“Ada lima keterampilan yang harus dipenuhi oleh seorang lulusan perguruan tinggi agar dapat bersaing, yaitu kemampuan berkomunikasi secara verbal, kolaborasi, profesional di bidangnya, mampu menulis dengan baik, serta kemampuan untuk memecahkan masalah,” ujar Bang Bili.

Senada dengan Bang Bili, Sekjend PB Pemuda Muslimin Indonesia (Evick Budianto) mengungkapkan, ada dua kompetensi yang wajib dimiliki Pemuda muslim untuk menghadapi AEC 2015. Kompetensi tersebut ada yang bersifat mendasar, ada juga yang bersifat komparatif.

Kompetensi dasar terkait kemampuan berbahasa Inggris, Arab dan berkomunikasi. Praktisi itu menilai, dalam kompetensi dasar ini, SDM Indonesia masih lemah. “Termasuk dalam soal kemampuan presentasi,” papar Evick.

Sedangkan kemampuan komparatif merupakan kemampuan yang memang dibutuhkan pasar tenaga kerja di ASEAN. Kemampuan ini menuntut keahlian tertentu para tenaga kerja di negara Asia Tenggara.

“Data terakhir menunjukkan, ASEAN masih membutuhkan tenaga guru, dosen, dokter dan insinyur. Ini yang harus disiapkan Indonesia,” imbuhnya.

Sayangnya, Indonesia belum memiliki kesesuaian antara kebutuhan dunia kerja dengan lulusan perguruan tinggi yang sudah ada. Padahal, seharusnya pemerintah, dunia usaha dan dunia pendidikan menciptakan sinergi untuk mempersiapkan kompetensi para tenaga kerja Indonesia agar mampu bersaing di kancah global.

“Ketiga unsur ini perlu menciptakan sinkronisasi dan menautkan apa yang sudah ada, apa yang belum ada dan potensi pasarnya. Kita siapkan bersama, apa kebutuhan di bursa tenaga kerja ASEAN…? Bidang profesi apa saja yang akan penetrasi ke Indonesia…?” Ujarnya.

Meski demikian, Evick Insya Allah sangat optimistis, tidak semua SDM Indonesia kalah saing di kancah global. Menurutnya, dalam beberapa bidang SDM Indonesia mampu berkompetisi dengan SDM dari negara lain. “Misalnya IT. Kuantitas dan kualitas ITkita mulai mampu bersaing,” urai Evick.
Share:

SILATNAS 2021

SILATNAS 2021
Sukseskan Silatnas Pemuda Muslimin 2021

Official Account Media Sosial

Kabar Viral

Bersama Lawan Corona

PILIHAN REDAKSI

Muhtadin Sabili Ditetapkan Jadi Ketua Umum PB Pemuda Muslimin Lewat Aklamasi

Bogor, PemudaMuslimin-News.Com — Forum tertinggi organisasi Majelis Syuro (Kongres Nasional) Pemuda Muslimin Indonesia  menyepakati dan m...